Diberdayakan oleh Blogger.

MY LOVE, MY DREAM, MY PASSION

RSS

Resensi film I not stupid



I not Stupid adalah sebuah film Singapura yang ditulis dan disutradarai oleh Jack Neo, dan diproduksi oleh Media Corp Raintree Pictures. Film ini memang punya judul yang agak aneh dari segi tatabahasanya; yang benar adalah I’m not stupid. Namun inilah yang jadi salah satu khas dari negara tetangga kita yang mempunyai gaya bahasa Inggris yang unik.

Film ini sudah dirilis sejak 9 February 2002, namun kelihatannya kurang populer di Indonesia mungkin disebabkan kurang promosi, padahal film ini salah satu film terlaris di Singapura.

Film ini mengambarkan kehidupan dan perjuangan dari tiga bocah Sekolah Dasar yang memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka adalah Liu Kok Pin, Ang Boon Hock, dan Terry Kho. Kok Pin merupakan anak dari seorang pekerja Biro Iklan yang begitu sibuk dan selalu pulang larut malam. Ibunya selalu menuntut Kok Pin unggul di akademis dan ketika harapan ini tidak tercapai, Kok Pin selalu dipukuli dengan rotan dan ibunya sendiri pun menjadi stress.

Terry adalah anak pengusaha sukses yang suka main perintah dan begitu juga dengan ibunya yang selalu mengatur. Terry sangat dimanjakan oleh orangtuanya sehingga keadaan seperti ini membuat dia menjadi anak yang cengeng dan tidak mandiri. Sedangkan Boon Hock adalah murid yang pintar dan suka membantu ibunya berjualan di warung mie milik keluarga.

 Mereka bertiga berada dalam kelas yang sama yaitu EM3. Di Singapura, saat anak-anak berusia 12 tahun, mereka dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu EM1 (anak-anak yang memiliki kecerdasan yang tinggi), EM2 (anak-anak dengan kecerdasan rata-rata), dan EM3 (anak-anak dengan kecerdasan di bawah rata-rata).

Pembagian kelas tersebut berdasarkan kemampuan anak-anak dalam menguasai matematika dan ilmu pengetahuan. Kok Pin, Boon Hock, dan Terry tidak menguasai mata pelajaran seperti itu sehingga mereka digolongkan dalam kelas EM3; golongan anak-anak yang kurang berprestasi.

Sebenarnya kurang tepat jikalau mereka dianggap kurang berprestasi salah satu contohnya adalah Kok Pin, anak yang memiliki bakat melukis. Di akhir film diceritakan bahwa Kok Pin mendapat beasiswa di Amerika Serikat karena bakat melukisnya.

Film ini merupakan salah satu film pendidikan yang menyuguhkan kisah yang dapat membuat kita tertawa, menangis, serta mengingatkan para orangtua agar mendidik dan memperhatikan anak mereka dengan baik. Film ini sangat cocok bagi para orang tua, guru-guru, birokrat pendidikan, guru-guru Sekolah Minggu, dan siapapun yang peduli kepada pendidikan bahwa setiap anak memiliki kecerdasannya sendiri. Ingatlah “tidak ada anak yang bodoh!”

http://www.facebook.com/note.php?note_id=152532008114092

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS